Warta

Blora Optimis Masuk 10 Besar Nasional IGA 2023



Bupati Blora Bapak H. Arief Rohman, SSIP, MSi telah memaparkan 2 inovasi pilihan, yaitu Gerakan Sejuta Kotak Umat (Inovasi  DP4 dalam rangka mengatasi langka pupuk bersubsidi, tetapi berekahnya beras organik, selain sehat juga harganya lebih menguntungkan petani) dan SILAT (Inovasi Dindik, dalam rangka mengatasi sulitnya engumpulkan data yang valid tentang Anak Tidak Sekolah (ATS), dengan adanya SILAT sekarang sudah banyak yang masuk sekolah lagi, singkatannya menjadi Ayo Terus Sekolah). Penjelasan sekilas bisa dibaca berikut ini, Urusan pendidikan membuat Inovasi SILAT (Sistem Informasi Layanan Anak Tidak Sekolah), aplikasi berbasis Web untuk verifikasi, intervensi, monitoring dan evaluasi ATS. Ini merupakan wujud komitmen Pemkab. Blora bersama stakeholder terkait dalam upaya percepatan penanganan ATS. Dengan aplikasi ini data ATS diverifikasi dan termutakhirkan. ATS terkonfirmasi diusulkan agar dapat kembali ke sekolah. Anak yang sudah kembali bersekolah dimonitoring, dievaluasi agar tetap bersekolah sampai jenjang wajib belajar 12 tahun. Inovasi ini lahir menjawab sulitnya data anak usia sekolah tidak sekolah, pendataan memerlukan waktu lama karena dikerjakan secara manual, dan data hanya bisa diakses di Kantor Dinas Pendidikan. Inovasi SILAT terbukti efektif mengatasi pemasalahan ATS karena data valid, terintegrasi, mudah dan cepat diakses, sehingga Pemkab. Blora tidak salah dalam intervensi. Terdata sebanyak 6.052 ATS (6.043 diverifikasi dan 3.278 anak sudah diintervensi). Inovasi ini membawa manfaat kepada Pemkab Blora, khususnya data ATS tertata, real time, mudah diakses, bersumber dari Basis Data Terpadu (BDT) Kementerian Sosial, Education Management Information System (EMIS) Kementerian Agama, Data Pokok Pendidikan Kementerian Pendidikaan dan Kebudayaan telah terintegrasi sehingga ATS bisa tertangani lebih efektif dan efisien.

Bidang pertanian melalui Dinas Pangan, Pertanian, Peternakan dan Perikanan (DP4) membuat inovasi Gerakan Sejuta Kotak Umat (Gerakan Masif Menjadikan Kotoran Ternak Bermutu dan Bermanfaat). Inovasi ini merupakan implementasi Program Unggulan Daerah yaitu Mbantu Kadang Tani, masyarakat memanfaatkan kotoran ternak sebagai pupuk. Inovasi muncul saat alokasi pupuk bersubsidi langka, harga pupuk non subsidi mahal, kesuburan tanah menurun, populasi Sapi di Blora terbesar di Jawa Tengah, 285.500 ekor (2022), cara pembuatan pupuk mudah dan murah. Sebelumnya, kotoran sapi ditumpuk/dibuang, lingkungan tidak sehat, menimbulkan efek gas rumah kaca akibat gas methane. Setelah ada Gerakan Sejuta Kotak Umat, kotoran sapi diolah menjadi pupuk organik, dilakukan secara masif kolaborasi dengan Pertamina, Wijaya Karya, BI, UGM, IPB, Kelompok Tani, media (Rasta FM, TVRI, KBRI Antara, Jawa Pos Radar Kudus, DIVA online). Manfaat inovasi ini antara lain dapat mengurangi efek gas rumah kaca, tanah menjadi subur  dan gembur, lingkungan rumah menjadi bersih, hasil Gabah Kering Panen (GKP) meningkat 650 Kg/Hektar (harga GKP Rp.4.000/kg), penurunan penggunaan pupuk kimia sekitar 100 Kg/Hektar (harga pupuk subsidi Rp.2.250/Kg), menghemat biaya produksi pertanian masyarakat, produk pertanian organik lebih sehat, memotivasi kelompok tani untuk bisnis beras organik, yang sudah mulai dikonsumsi oleh Kepala OPD, nutrisi pasien rumah sakit milik daerah, diaspora yang  berhasil di luar kota, dan pemasarannya sudah merambah ke Bandung hingga Jakarta bahkan ada kabupaten yang setiap bulanya membeli beras organik 50-100 kilogram.


Admin, Sep. 13, 2023, 9:14 p.m